Fête de la musique : plus que jamais jeune et vivante !

Diluncurkan pada tahun 1982 oleh Kementerian Kebudayaan Prancis dengan tujuan "mengajak lima juta orang Prancis yang bisa memainkan alat musik untuk turun ke jalan", Fête de la musique masih tetap semuda dan semeriah dulu, dan kini dirayakan di seluruh dunia setiap tahun pada tanggal 21 Juni.

Pesta yang anggun dan inklusif di Paris!

Untuk edisi 2023 ini, Kementerian Kebudayaan telah memilih untuk menawarkan program baru di Palais-Royal di Paris. Sepanjang hari hingga malam hari, "para seniman amatir dan profesional akan tampil dalam suasana meriah di atas panggung yang didirikan di taman Palais-Royal".

Seperti yang ditunjukkan oleh situs web yang didedikasikan untuk Fête de la musique, "berbagai macam gaya musik akan diwakili melalui program yang anggun dan inklusif[1] yang mencakup musik klasik, rap, musik Prancis dan musik dunia". Lebih khusus lagi, mulai pukul 19.10 dan seterusnya, para seniman profesional akan naik ke panggung, dengan program yang "terbuka untuk semua gaya dan instrumen": ProQuartet (grup musik kamar Eropa), diikuti oleh rap dari artis Eesah Yasuke, salah satu "calon bintang rap Prancis", kemudian Mentissa, penyanyi asal Belgia yang akan "menularkan seleranya pada musik chanson Prancis".

Selain acara 'resmi' ini, sejumlah konser gratis juga diselenggarakan di semua arondisemen - Anda hanya perlu berjalan kaki sedikit untuk menemukannya! Dan hal yang sama terjadi di setiap kota di wilayah Ile-de-France.

[1] Konser akan disiarkan dalam "chansigne", atau bahasa isyarat, sebuah metode yang dirancang untuk membuat acara-acara artistik dapat diakses oleh para tuna rungu dan tuna wicara. Ini adalah "pertunjukan yang kompleks, yang terdiri dari terjemahan langsung dari karya musik yang ada dan semua interaksi di sekitarnya".

Di seluruh negeri dan media

Faktanya, Fête de la musique berlangsung di seluruh Prancis... dengan seribu satu cara, baik secara regional maupun gabungan. Di tenggara Prancis, dari Isère ke Drôme, melalui Alpes-Maritimes dan Vaucluse, perayaan tahun 2023 akan memadukan berbagai jenis musik dan asal-usulnya: di Drôme, Andes dari Ekuador akan bernyanyi, di Avignon, paduan suara Inggris, dan di Alpes-de-Haute-Provence, sejumlah seniman dari empat penjuru dunia akan tampil, termasuk kelompok musik dari Nouvelle-Orléans.

Di Barat Daya, para seniman dan institusi budaya semakin selaras: konser simfoni di Bordeaux, "musikalitas tanpa batas" di Charente-Maritime, Fête de la Musique menjelajahi wilayah Landes, serta Toulouse menawarkan "program puitis" dengan "suara-suara lembut dan musikalitas oriental", dan di Montpellier, paduan suara akan berbagi empat jagad musik: pop, jazz, chanson Prancis, dan musik klasik.

Demikian pula di Lille, Marseille, Nice, Nantes, Strasbourg, Rennes dan semua kota di Prancis, besar dan kecil, akan ada banyak hiburan di gedung konser, alun-alun, jalanan dan bar...

Namun, seperti yang juga ditulis oleh Kementerian Kebudayaan, "meskipun tidak ada yang lebih baik daripada bepergian" untuk menghadiri konser-konser di hari Fête de la musique, perayaan ini juga disiarkan dan didukung oleh banyak media, yang bahkan mengadakan konser dan siaran khusus untuk merayakan tanggal 21 Juni. Liputan media termasuk televisi (khususnya France 2, France 3 dan TV5 Monde), radio (RFI, France Inter) dan web (Konbini).

Berkeliling dunia dalam lagu

Awalnya merupakan kreasi murni dari Prancis, Fête de la musique kemudian berhasil menarik perhatian para penonton di Eropa dan banyak negara lain di seluruh dunia. Saat ini, menurut situs web khususnya, 120 negara dan 5 benua "menjadikan festival ini sebagai acara yang tidak boleh dilewatkan setiap tahun bagi para amatir, musisi pemula, dan pencinta musik yang ingin tahu". Situs ini mengulas kembali beberapa tanggal penting dalam sejarah acara musik internasional ini:

• 1985: di kaki Acropolis di Athena, Yunani, yang saat itu merupakan Ibu Kota Kebudayaan Eropa pertama, Presiden Prancis François Mitterrand meresmikan Fête de la musique pertama di luar Prancis, yang kemudian diikuti oleh negara-negara berbahasa Prancis (Belgia), dan kemudian negara-negara Eropa lainnya seperti Republik Ceko dan Hungaria;

• 1995: giliran Jerman yang ikut serta. Munich adalah kota pertama di negara ini yang menjadi tuan rumah, kemudian disusul oleh Berlin. Tahun 1995 juga merupakan tahun di mana Italia mengikutinya, dengan lebih dari 700 kota kini ikut serta;

• 2007: Fête de la musique menaklukkan dunia saat tiba di Amerika Serikat, di New York, dengan Make Music New York. Saat ini, suara dan melodi dapat didengar di lebih dari 100 kota di Amerika Utara;

• 2008: Quebec merayakan ulang tahun ke-400 berdirinya kota ini dengan menyelenggarakan Fête de la musique untuk pertama kalinya;

• 2010: giliran benua Afrika, dengan Afrika Selatan, yang merayakannya, pertama di Port Elizabeth, kemudian di Johannesburg, Pretoria, dan Durban;

• 2012: Fête de la musique, berganti nama menjadi Make Music Day dan tiba di Inggris, London, tetapi baru benar-benar memiliki dimensi nasional pada tahun 2017, dengan hampir 150 pertunjukan musik di seluruh negeri;

• 2018: di belahan dunia lain, Australia bergabung dengan Prancis dengan perayaan nasional Fête de la musique. Pada tahun 2019, "Fête de la musique telah menjadi sangat sukses dengan 150 acara yang diselenggarakan di seluruh negeri".

Selain tanggal dan tempat simbolis ini, Fête de la musique juga hadir hari ini di negara-negara lain, di Kolombia, Peru, Cina, Kenya...